Genderuwo (dalam pengucapan bahasa Jawa: Gěnděruwå) adalah mitos Jawa tentang sejenis bangsa jin atau makhluk halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwo dikenal paling banyak dalam masyarakat di Pulau Jawa
Contoh: 1. Aku meh lungo dilit, kuwi panganan sek nang kulkas ojo dipangan sik! 2. Ojo bali dhisik, bar iki ono pengumuman! Ada pula ukara pakon yang bertujuan menyuruh seseorang melakukan sesuatu. Contoh: cepet rampungna tugasmu, ben gek ndang mulih, gek ndang rampung urusane.
Penjelasan. /pi·ro/. Arti terjemahan kata Piro dalam bahasa Jawa ke Indonesia artinya adalah Berapa. Piro merupakan sebuah kata dari bahasa Jawa Ngoko Kasar, yaitu bahasa yang paling banyak digunakan didaerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta .
Etimologi dan terminologi. Secara etimologi, kata "Kapitayan" merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang memiliki kata dasar "Taya" (Caraka Kuno: ) yang berarti "tak terbayangkan", "tak terlihat" atau "mutlak" secara harfiah, dalam bahasa Sunda juga terdapat kata taya yang memiliki arti "tidak ada" atau "tiada", dengan demikian itu berarti bahwa Taya tidak dapat dipikirkan atau Arti Kata Saestu Bahasa Jawa. Saestu adalah kata dalam bahasa jawa yang masuk kelas adjektiva yang artinya Sungguh, kata yang sering digunakan untuk memberikan tekanan bahwa itu adalah hal yang benar, sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, tidak bohon atau tidak menipu. Beberapa orang mengartikan saestu sebagai benar, tidak salah memang, namun
. 46849426362315438336384