Metode tafsir muqaran sendiri kurang begitu akrab bahkan di kalangan pelajar tafsir sekalipun.Tidak jarang, materi tafsir muqaran kurang dilirik, berbeda dengan metode tafsir lain seperti metode tafsir maudlu'i alias tematik atau tafsir tahlili (penafsiran Al-Quran mengikuti urutan ayat Al-Quran.Metode tafsir misalnya, hampir pasti semua orang pernah mendengarnya meskipun hanya sekilas.
peride berikutnya, muncullah metode tahlili dengan mengambil bentuk bi al-ma‟tsur yang selanjutnya berkembang dengan bentuk bi al-ra‟yi (Baidan, 1998: 3). Tafsir bi al-ra‟yi ini muncul sebagai corak penafsiran belakangan, yaitu setelah munculnya tafsir bi al-ma‟tsur, walaupun Tipologi karya tafsir dalam tulisan ini berangkat dari pemetaan karya tafsir dalam perspektif Sahiron Syamsuddin terbagi menjadi tiga, quasi obyektivis tradisionalis, quasi subjektivis, dan quasi obyektivis modernis (Zuhdi, 2014). Pertama quasi tradisionalis, ciri-cirinya yaitu menggunakan diskursus padaAbstract. Tafsir dilihat dari metodenya terdiri dari 4 macam yaitu Tahlili, Ijmali, Muqarran dan Maudhu'i. Tafsir tahlili ini banyak dilakukan oleh beberapa mufassir, mereka menjelaskan secara rinci dari Al-Fatihah sampai An-Nas. Mufassir klasik yang memakai tafsir tahlili di antaranya Ibnu Jarir At-Thabari, Ibnu Katsir dan lain sebagainya